TANGERANGRAYA.NET, TANGSEL – Menjelang H-1 Hari Raya Idul Fitri 1441 penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masyarakat menilai tidak ada ketegasan hanya sebatas kata-kata kiasan.
Diketahui Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) telah memperpanjang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai 18 Mei hingga 31 Mei 2020.
Ternyata berdasarkan pantauan tim Tangerangraya.net masih banyak masyarakat Tangsel meramaikan tempat pasar ciputat menjelang hari raya Idul Fitri.
Menanggapi hal itu masyarakat yang bernama Djanim mengatakan PSBB yang diberlakukan oleh Pemerintah sebetulnya sudah dilakukan oleh masyarakat, bahkan sebelum adanya peraturan PSBB ketika adanya virus masuk ke Indonesia, masyarakat sebagian sudah mematuhinya.

“Namun faktanya tidak ada ketegasan Pemerintah dalam pemberlakuan PSBB tersebut. Pada akhirnya masyarakat merasa tidak penting adanya PSBB itu sendiri, karna PSBB yang dilakukan oleh pemerintah tidak sepenuh hati diterapkan oleh pemerintahnya sendiri,” kata Djanim, saat diwawancara, Sabtu, (23/5/2020)
Djanim terangkan jika Pemerintah Kota Tangsel melakukan New Normal ini akan membuat sebuah penyebaran yang semakin brutal ketika new mormal tersebut tidak ada konsep inovatif dalam pencegahan penyebaran Covid-19.
“Apalagi saat diberlakukan new normal tidak dibarengi dengan sebuah konsep berlian, saya yakin akan sia-sia dan akan lebih banyak lagi korban yang berjatuhan,” menurutnya.
Ia jelaskan sekarang ini yang diperlukan adalah sinergitas dari semua lapisan dan niat yang betul-betul serius terhadap Pemerintahan Airin dalam pemutusan mata rantai Covid-19, tetapi tidak mengganggu perekonomian masyarakat.
“Airin dan anak buahnya harus intens memberikan penyuluhan secara countinue, bukan seperti sekarang. PSBB hanya sebuah kata-kata tetapi tidak ada ketegasan, seperti kita lihat hanya di awal-awal saja. Petugas berlakukan PSBB hanya 4 hari kemudian tidak ada lagi petugas yang betul-betul serius menerapkan peraturan tersebut, dan hanya menghabiskan anggaran saja,” tukas nya.
Sementara anak muda yang bernama Johari mengatakan sebagai warga ciputat saya turut perihatin dengan ramainya jalan raya dan pasar ciputat, seperti yang kita ketahui bersama bahwa PSBB seharusnya dapat di terapkan dengan baik.
“Tetapi melihat kondisi seperti ini rasa-rasanya penerapan PSBB tidak di laksanakan dengan baik oleh warga ataupun Pemerintah daerah setempat,” kata Johari.
“Memang dengan situasi lebaran ini banyak warga yang ingin berbelanja untuk wejangan dirumah masing-masing tetapi seharusnya tetap memperhatikan betul social distancing ataupun physical distancing,” imbuh dia.
Johari berharap warga dan Pemerintah dapat bekerjasama dan mencari solusi bersama dalam penerapan social distancing dan PSBB agar pandemik ini cepat selesai.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.