TANGERANGRAYA.NET, Tangsel – Hari Guru Tahun 2021, tenaga pendidik Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot), untuk dapat medorong, adanya pelatihan-pelatihan khusus mengenai Information Technology (IT).
Hal itu di sampaikan kepda Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Negeri 09 Kota Tangsel Yadi Setiadi, kepada wartawan, Kamis, (25/11/2021).
Pria yang akrab di sapa Yadi, menyatakan saat ini, pihaknya meminta kepada pemerintah, agar adanya pelatihan-pelatihan di gitalisasi kepada guru-guru di lingkungannya.
Sehingga, lanjut Yadi, para guru dan tenaga pengajar tidak gagap teknologi (Gaptek). Pasalnya, kata Yadi lagi, di era komputerisasi seperti saat ini, pelatihan guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM), sangat penting dilakukan secara masif dan berkelanjutan.
“Harus diperbanyak pelatihan-pelatihan digital dan komputerisasi. Jadi bukan hanya pelatihan secara teori. Misalkan begini, sekarang ini kan SDM yang tahun 1960 dan 1970 itu sudah banyak yang dikatakan gaptek ya, artinya dalam kemampuan informasi dan teknologi atau IT-nya kurang, Pemkot secara langsung saja memberikan pelatihan-pelatihan ke sekolah,” tutur Yadi.
Misalkan dibimbing, dilatih dengan sabar, minimal dalam penguasaan materi secara komputer dan digitalnya. Untuk guru-guru honor itu mudah-mudahan segera mendapatkan penghasilan yang layak, ya setidaknya ada perhatian dari Pemkot sehingga nanti para guru ini, lebih fokus lebih tenang dalam mengemban amanahnya,” imbuh Yadi.
Di SMP Negeri 09 sendiri, kata Yadi, kurang lebih terdapat 10 hingga 15 orang pengajar masih berstatus honor. Melihat hal itu, tambahnya, perlu perhatian khusus dari Pemkot Tangsel kepada para honorer tersebut, sehingga para guru honorer lebih bersemangat dalam memberikan materi pembelajaran.
“Jadi lebih konsentrasi, lebih giat, dan fokus. Tidak lagi dibingungkan dengan masalah yang berkaitan dengan perekonomian, atau kebutuhan sehari-hari. Di SMP Negeri 09, itu kurang lebih 10 sampai 15 orang. Kurang lebih penghasilannya itu rata rata Rp2,4 Juta,” tandas Yadi.
Sementara itu, Ketua Forum Kepala Sekolah Swasta Kota Tangsel Eko Pranoto menyebut bahwa Pemkot harus berkeadilan terhadap para guru yang mengajar di sekolah-sekolah swasta.
Eko, mengatakan bahwa yang dibutuhkan guru di sekolah swasta, tentunya untuk kebijakan kompetensi, pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru dan juga tentunya kesejahteraan dari Pemkot Tangsel.
“Kebijakan yang berkeadilan, tidak hanya kepada guru-guru di sekolah negeri, namun tenaga pendidik di sekolah swasta juga bisa turut merasakan,” kata Eko Pranoto.
Menurut Eko, adanya insentif yang diterima oleh para guru sekolah swasta sebesar Rp250 ribu tersebut, diharapkan dapat diperbanyak bagi penerimanya.
“Kami juga berterima kasih kepada Pemkot Tangsel yang telah peduli kepada guru guru swasta dengan pemberian insentif. Ke depan harapan dari kami, perhatian maupun insentif ini juga bisa diberikan kepada operator sekolah dan juga tenaga pendidikan yang ada di satuan pendidikan,” terang Eko.
Selain itu, guru-guru sekolah swasta pun, hendaknya mendapatkan kesempatan yang sama, untuk menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak atau PPPK, seperti yang diprogramkan bagi pengajar sekolah negeri.
“Ke depan harapan kami, Pemerintah Daerah atau Pemda itu hadir dengan sepenuh hati, hadir untuk merangkul, dengan berkeadilan kepada guru-guru swasta. Untuk program PPPK, sayangnya tidak mengakomodir guru swasta. Karena untuk ikut PPPK itu, harus dari guru honorer di sekolah negeri,” tegas Eko.
PPPK ini hanya mereka, jadi kesempatan teman-teman guru sekolah swasta untuk mengikuti itu jauh. Semoga ada keadilan regulasi yang bisa juga mengakomodir guru-guru saat ini yang sebagai pengajar sekolah swasta, jadi bukan prioritas guru-guru honorer di sekolah negeri saja,” tutup Eko. (BJS/RED)