TUTUP IKLAN
KesehatanKota Tangerang Selatan

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Meningkat, DP3APPKB Tangsel: Salah Satu Keberhasilan dari Sosialisasi

5
×

Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Meningkat, DP3APPKB Tangsel: Salah Satu Keberhasilan dari Sosialisasi

Sebarkan artikel ini

TANGERANGRAYA.NET, Tangsel  – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyatakan peningkatan kasus kekerasan anak dan perempuan adalah suatu keberhasilan dari sosialisasi yang dilakukan.

Data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangsel mencatat, jumlah kasus kekerasan anak dan perempuan di Tangsel pada Januari hingga Juni 2022 sebanyak 129 kasus. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebanyak 78 kasus atau naik sekitar 40 persen.

BERITA INI DI SUPPORT OLEH

Demikian disampaikan oleh Kepala DP3APPKB Kota Tangsel, Khairati, kepada Tangerangraya.net melalui pesan tertulis, Selasa, (26/7/2022).

“Kasus kekerasan anak dan perempuan bisa di ibaratkan seperti gunung es, yang dimana hanya kelihatan bagian atasnya saja. Sementara masih banyak kasus yang terjadi di bawahnya tetapi tidak diketahui karena tidak dilaporkan,” ujarnya.

Khairati menyampaikan salah satu masyarakat enggan mau melaporkan karena ada berbagai sebab, diantaranya merasa dianggap aib, selanjutnya takut mengeluarkan biaya besar, kemudian tidak mengetahui harus melaporkan kemana.

Lanjut Khairati peningkatan kasus kekerasan perempuan dan anak yang melaporkan pada tahun 2022 ini, sesungguhnya adalah salah satu dampak keberhasilan dari sosialisasi yang dilakukan.

Karena masyarakat semakin sadar bahwa kekerasan perempuan dan anak bukan lagi aib, karena hal tersebut harus dilaporkan supaya banyak masyarakat berani untuk melapor,” terangnya.

Khairati menjelaskan pihaknya terus melakukan sosialisasi sebagai bentuk upaya pencegahan kasus kekerasan anak dan perempuan dengan sasaran anak-anak usia paud hingga SMA, Mahasiswa, orang tua, tenaga pendidik dan aktivis pemerhati perempuan dan anak.

Sosialisasi kami laksanakan secara offline maupun online, ke sekolah dan madrasah, majelis taklim, perkantoran, dan lembaga masyarakat. Sementara data dari sosialisasi tahun 2021 tercatat 11.066 orang dan
Tahun 2022 sampai bulan Juli ini sudah 3.169 orang yg tersosialisasi,” pungkasnya. (BJS/RED)