TUTUP IKLAN
Opini

Ken Setiawan: MUI Kini Tak Bisa Jadi Panutan Umat

18
×

Ken Setiawan: MUI Kini Tak Bisa Jadi Panutan Umat

Sebarkan artikel ini

Oleh : Ken Setiawan – Pendiri NII Crisis Center

Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, mengaku prihatin terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat MUI yang di dirikan pada tanggal 26 Juli 1975 menurutnya kini telah berubah lantaran beberapa oknum pengurusnya melakukan penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian.

BERITA INI DI SUPPORT OLEH

Ken ingat dalam sebuah Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ibnu Syihab tentang kekhawatiran Rasulullah SAW kini telah menjadi kenyataan.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Hai para sahabat, aku khawatir terjadi tiga perkara yang menimpa komunitas bangsa dan masyarakat.” Lantas para sahabat bertanya, “Apa ya Rasulullah yang engkau khawatirkan?”

Pertama, kata Rasulullah, zaalatul ‘aalimin, yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh para ulama atau tokoh agama. Ulama tidak berfungsi sebagai warosatul anbiya. Ulama tidak lagi menjadi penerang dan panutan umatnya.

Kedua, wahukmun zairin, yakni supremasi hukum yang tidak benar. Penegakan hukum tidak mencerminkan keadilan. Dan ketiga adalah wahwan muttaba’un, manusia sudah mengikuti nafsunya masing-masing.

Ken menyebut bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat MUI awalnya dibentuk untuk mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia, namun kini beberapa postingan medsos para pengurus MUI cenderung membingungkan bahkan ada yang ikut berpolitik dan cenderung meresahkan masyarakat dengan statemen hoax dan ujaran kebencian.

Seperti contoh statemen Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain yang pernah menjadi trending media sosial karena ucapannya, bahwa pemerintah melegalkan zina terkait RUUP-KS dan pernah juga membuat statemen kalau Jokowi Wafat, Aku Mau Bantu Pemerintah.

Tapi ujung ujungnya minta maaf dengan statemen “Setelah mencermati isi RUUP-KS saya tidak menemukan pasal penyediaan alat kontrasepsi oleh Pemerintah utk pasangan Remaja dan Pemuda yg ingin melakukan hubungan suami isteri. Dengan ini saya mencabut isi ceramah saya tentang hal tersebut. Dan meminta maaf krn mendapat masukan yg salah,” cuit Tengku Zulkarnaen.

Akhir akhir ini juga ada statemen yang cukup menghebohkan adalah pengunggah kolase Wakil Presiden KH Maruf Amin dengan bintang porno Jepang yaitu Kakek Sugiono yang ternyata adalah Ketua MUI di daerah Tanjungbalai.

Pengunggah juga menulis narasi , Jangan kau jadikan dirimu seperti Ulama tetapi kenyataannya kau penjahat agama. Diusia Senja Banyaklah Berbenah untuk ketenangan di Alam Barzah.

Tapi karena langsung di respon warganet akhirnya yang bersangkutan menulis permohonan maaf kepada keluarga besar KH Ma’ruf Amin hingga keluarga besar Ansor, khususnya Tanjungbalai.

Menurut Ken, Ulama itu adalah orang yang taat dan takut kepada Allah, selalu mendamaikan dan menenangkan hati, bukan mengadu domba umat, bukan menakut-nakuti umat, bukan pula menebar kebencian dan menyebarkan hoax yang akhirnya meresahkan masyarakat.

Bila terus terusan membuat statemen yang meresahkan, Ken usul agar Lembaga Swadaya Masyarakat MUI di evaluasi dan kalau tidak ada perubahan ya dibubarkan saja, Ken, juga menyebut sebenarnya masyarakat sudah resah, tapi takut mau mengkritik MUI khawatir akan mendapat label anti Islam, bahkan dicap PKI.

Menurut Ken, MUI bukan perwakilan umat, tapi perwakilan ormas ormas, kini dirinya lebih percaya dengan Kyai di kampung kampung yang mengabdikan dirinya untuk umat. Tutup Ken.