TUTUP IKLAN
KesehatanKota Tangerang Selatan

Cegah Stunting, Anggaran Pendampingan Keluarga di Tangsel Menyentuh Rp6,5 Miliar Pertahun

106
×

Cegah Stunting, Anggaran Pendampingan Keluarga di Tangsel Menyentuh Rp6,5 Miliar Pertahun

Sebarkan artikel ini

Tangerang Selatan – Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Selatan menyatakan pada tahun 2024 anggaran program dapur dahsyat dialihfungsikan ke Dinas Kesehatan.

Sebelumnya dalam rangka percepatan penuruan stunting DP3AP2KB Kota Tangerang Selatan mempunyai program ‘Dapur Dahsyat’. Dimana dalam ‘Dapur Dahsyat’ tugasnya membuat makanan yang diberi langsung ke anak.

BERITA INI DI SUPPORT OLEH

Namun kata Tri Utami Pertiwi kepala bidang keluarga berencana DP3AP2KB Kota Tangsel pada tahun 2024 akan dialihfungsikan kepada Dinas Kesehatan.

Seperti diketahui, pemerintah pusat menggelontorkan anggaran sebesar Rp 30 triliun untuk penurunan stunting di wilayah-wilayah Indonesia untuk tahun 2023.

Tri mengatakan di Kota Tangerang Selatan sendiri, pemanfaatan dana dari negara tersebut tergolong besar.

Untuk pendampingan keluarga saja hampir Rp 6.5 M setahun,” ujarnya, ketika diwawancara di kantor Puspemkot Tangsel, ditulis Kamis, (30/11/2023).

Biaya tersebut diberikan kepada 3.100’an orang yang ditugasi ke lapangan, keliling dan mencari dan melaporkan sasaran stunting.

“Setiap bulannya 3.100’an orang tersebut mendapat Rp 210.000,” ujarnya.

“Rp 100.000 untuk pengganti pulsa, karena mereka laporan menggunakan aplikasi, Rp 110.000nya untuk uang lelah,” kata Tri.

Sementara dana APBD Kota Tangerang Selatan untuk program stunting kata Tri digunakan sebagai pelengkap kegiatan mereka.

Menurut Tri pun anggaran tersebut telah efektif karna angka stunting alami penurunan dan koordinasi kami dengan bappelitbangda sudah cukup baik.

Adapun sepanjang tahun ini, pihaknya telah mengaudit 531 kasus dari lima sasaran.

Sasarannnya calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, balita dan batita. Itu jumlahnya 531,” ucapnya.

“Dari data 531 tersebut pun langsung diolah tim pakar untuk melihat mana saja yang perlu intervensi atau didatangi,” tutup Tri.

Laporan: STW