TUTUP IKLAN
Banten

Enggan Jelaskan Penyelesaian, Pj Gubernur Banten: Banjir Masalah Dinamis Secara Alam

76
×

Enggan Jelaskan Penyelesaian, Pj Gubernur Banten: Banjir Masalah Dinamis Secara Alam

Sebarkan artikel ini

Tangerang Selatan – Pj Gubernur Banten, Al Muktabar menyatakan persoalan banjir adalah persoalan dinamis secara alam.

Hal demikian dikatakan Al Muktabar menyikapi soal penyelesaian masalah banjir di Kota Tangerang Selatan, yang harus melibatkan Pemerintah Kota Tangerang, dan pihak swasta.

BERITA INI DI SUPPORT OLEH

Walaupun, Al Muktabar tidak menjelaskan soal strategi dan target yang jelas dalam penyelesaian masalah perkotaan tersebut.

“Persoalan banjir adalah persoalan dinamis secara alam. Oleh karena itu memerlukan kebersamaan kita swasta, partisipasi masyarakat, masyarakat juga harus merasa bertanggung jawab,” ujar Al Muktabar di Pondok Aren, beberapa waktu lalu.

Meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) memiliki kewenangan dalam memediasi atau mengambil alih permasalahan banjir di Kota Tangsel dengan Pemkot Tangerang, namun lagi-lagi pihaknya akan berusaha mengkomunikasikan masalah tersebut.

“Kan tadi saya bilang bahwa ini kan juga termasuk perilaku alam, tentu penyelesaiannya secara general. Jadi dengan mengedepankan kebersamaan,” terangnya.

“Sesuai dengan kewenangan masing-masing. Nasional, provinsi juga kabupaten/kota. Kita kerjakan secara bersama-sama, untuk kepentingan masyarakat,”pungkas Al Muktabar.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangerabg Selatan (Tangsel) Pilar Saga Ichsan mengungkapkan, penanganan banjir di wilayahnya perlu kolaborasi dengan pengembang, dan pemerintah di sekitar Kota Tangsel.

Hal itu menanggapi keluhan salah seorang warga di Kelurahan Jombang, saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Ciputat, Rabu 31 Januari 2024 lalu.

“Kita sudah melakukan pemetaan dan pendekatan, agar mau melakukan pembongkaran secara sukarela. Jangan sampai aliran sungai sempit, karena rumah pribadi,” ungkap Pilar.

Menurutnya, banjir di awal Januari 2024 itu sebab penyempitan aliran sungai, dan juga intensitas hujan yang tinggi.

“Komunikasi (dengan pengembang) sering. Jadi mereka juga membutuhkan waktu melakukan pembenahan pembenahan, terutama tandon2 mereka,” sebut Pilar.

“Waktu itu saya juga pernah minta pengerukan tandon-tandon yang milik Jaya Real Property (JRP) untuk membantu kelancaran,” tambahnya.

Laporan: STW